Selasa, 22 Mei 2012

HATI-HATI MINUM PARASETAMOL


Parasetamol bisa jadi merupakan salah satu obat yang paling banyak di konsumsi. Berbagai merek obat panas, sakit kepala, batuk pilek serta indikasi-indikasi lain ternyata mengandung bahan baku yang satu ini. Tidak dapat disalahkan, Parasetamol memang dikenal efektif untuk mengurangi nyeri dan demam. Selain itu, relatif aman (misalnya tidak memicu sakit maag dan perdarahan lambung) dan murah pula harganya.

Sayangnya, karena mungkin dianggap “sangat aman”, kelebihan tersebut banyak digembar-gemborkan bahkan menjadi nilai jual suatu produk. Akibatnya, konsumen bisa terlena dan lupa bahwa dibalik setiap obat apapun sesungguhnya ada efek samping yang mengintai. Mulai dari gangguan ringan sampai kematian.


Efek samping Parasetamol

Dalam dosis wajar, Parasetamol memang aman. Namun dalam dosis besar ia dapat menimbulkan efek samping khususnya
kerusakan hati/Sirosis Hati. Berapa dosis yang berbahaya? Bisa berbeda-beda tergantung usia, berat badan, kondisi pengguna dll. Namun, pada umumnya dosis 4.000 mg per hari dianggap sebagai dosis maksimal bagi orang dewasa, sedangkan dosis untuk anak diukur berdasarkan berat badannya. Yang jelas, tentu jauh lebih kecil daripada orang dewasa.

Dosis maksimal sebesar 4.000 mg untuk orang dewasa tampaknya sangat besar dan tidak mungkin tercapai. Tapi tanpa kita sadari, dosis sebesar itu bisa saja kita konsumsi. Bayangkan saja, sebagian besar obat panas dan sakit kepala (untuk orang dewasa) berisi Parasetamol dengan kandungan sekitar 500 mg. Bahkan pada saat ini sudah tersedia obat dengan kandungan Parasetamol yang lebih besar daripada 500 mg, misalnya 650 mg. Itu artinya, 4.000 mg akan setara dengan hanya 6-8 butir obat. Bila sakit kepala hebat dan kita mengonsumsi obat tersebut 3-4 kali sehari dan setiap kalinya 2 tablet, maka dosis tersebut akan tercapai bahkan terlewati.

Mari kita ambil contoh kasus. Seseorang pergi ke dokter dan mendapat obat batuk pilek di mana salah satu unsur yang terkandung dari obat tersebut adalah Parasetamol, namun si pasien tidak tahu (dan hal ini cukup umum terjadi, bukan hal yang aneh apalagi langka). Lalu, karena merasa kepalanya masih sakit, ia memutuskan untuk minum obat sakit kepala yang dibeli sendiri di warung dengan asumsi bahwa obat bebas dari warung pasti aman karena tidak sekuat obat dari dokter. Padahal obat sakit kepala dari warung itu pun ternyata mengandung Parasetamol. Yang terjadi adalah ia mengonsumsi Parasetamol dalam dosis yang berlipat.

Pada kasus lainnya, seseorang merasa badannya ngilu disertai pilek. Agar bisa tetap bekerja, ia memutuskan untuk minum obat pilek dari warung dan juga obat yang katanya bisa mengurangi nyeri otot. Ternyata, ada kandungan yang sebenarnya sama di dalam kedua obat tersebut. Apalagi kalau bukan si Parasetamol.Apakah orang tersebut menyadari hal ini? Hampir pasti tidak.

Catatan :
Obat Parasetamol boleh dikonsumsi asal penggunaannya sesuai aturan dan kondisi pengguna.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;